Selasa, 04 Oktober 2011

Tugas KMB 1

DEFINISI INFLAMASI (PERADANGAN)
Inflamasi merupakan respons protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau kerusakan jaringan, yang berfungsi menghancurkan, mengurangi, atau mengurung (sekuestrasi) baik agen pencedera maupun jaringan yang cedera itu (Dorland, 2002).
Apabila jaringan cedera misalnya karena terbakar, teriris atau karena infeksi kuman, maka pada jaringan ini akan terjadi rangkaian reaksi yang memusnahkan agen yang membahayakan jaringan atau yang mencegah agen menyebar lebih luas. Reaksi-reaksi ini kemudian juga menyebabkan jaringan yang cedera diperbaiki atau diganti dengan jaringan baru. Rangkaian reaksi ini disebut radang (Rukmono, 1973).
TERMINOLOGI TERKAIT RADANG
Edema : cairan yang berlebihan dalam jaringan interstisial atau rongga tubuh; dapat berupa eksudat ataupun transudat.
Eksudat : cairan radang ekstravaskular dengan kadar protein yang tinggi dan debris seluler; berat jenisnya di atas 1,020.
Eksudasi : ekstravasasi cairan, protein, dan sel-sel darah dari pembuluh darah ke dalam jaringan interstisial atau rongga tubuh.
Pus : nanah; eksudat radang yang purulen & banyak mengandung sel-sel neutrofil serta debris.
Transudat : cairan ekstravaskular dengan kadar protein yang rendah dan berat jenis di bawah 1,012; pada hakekatnya, transudat merupakan ultrafiltrat plasma darah yang terbentuk karena kenaikan tekanan cairan atau penurunan tekanan osmotik di dalam plasma
FUNGSI
1. Melokalisasi dan mengisolasi jaringan yang mengalami jejas melindungi jaringan sekitar yang sehat
2. Menetralisasi dan inaktifasi zat-zat toksis yang dihasilkan oleh faktor humoral dan enzim
3. Merusak dan membatasi pertumbuhan mikroorganisme yang menginfeksi
4. Mempersiapkan daerah yang sakit untuk penyembuhan dan perbaikan

PERAN
Radang mempunyai tiga peran penting dalam perlawanan terhadap infeksi
1. memungkinkan penambahan molekul dan sel efektor ke lokasi infeksi untuk meningkatkan performa makrofaga
2. menyediakan rintangan untuk mencegah penyebaran infeksi
3. mencetuskan proses perbaikan untuk jaringan yang rusak.
MACAM –MACAM RADANG
Macam-macam radang yang sering terjadi, yaitu:
A. Radang Tenggorokan
Penyakit ini ditandai dengan rasa nyeri di tenggorokan sehingga si penderita susah sekali saat menelan makanan. Radang tenggorokan atau faringitis akut sering diikuti dengan gejala flu seperti demam, sakit kepala, pilek, dan batuk. Disebarkan oleh virus EBV atau kuman Strep.
Pyogenes, radang tenggorokan mudah dikenali dengan memeriksakannya ke dokter THT. Jika daerah faring ditemukan peradangan dengan tanda berupa kemerahan serta terjadi pembesaran pada kelenjar limfe regional di sekitarnya, bisa dikatakan orang tersebut menderita radang tenggorokan. Pada kasus yang sudah berat, di tenggorokan akan dijumpai nanah atau eksudat.
Dalam beberapa kejadian, penyakit radang tenggorokan tidak bersifat serius. Sebagian besar penderita akan sembuh setelah tiga sampai dengan sepuluh hari tanpa terapi yang biasanya menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.
Memang masalah utama seorang penderita radang tenggorokan adalah rasa tidak nyaman dan tidak bisa bernapas secara wajar.
Untuk radang tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri streptococcal, antibiotik bisa diberikan kepada si pasien agar komplikasi seperti demam rematik bisa dihindari. Jika hal ini tidak segera ditangani, ancaman diptheria mengintai kesehatan si penderita.
Gejala-gejala seorang penderita radang tenggorokan:
1. Bengkak, berwarna merah pada tenggorokan
2. Susah berbicara, menelan, dan bernapas
3. Biasanya terjadi benjolan di sekitar leher
4. Demam tinggi
5. Sakit kepala yang luar biasa
6. Telinga pekak
Perawatan yang harus dilakukan adalah memberi si penderita dengan aspirin. Selain itu berikan air panas yang telah ditambahi satu sendok makan garam. Ini akan mengurangi rasa sakit akibat radang tenggorokan.Patut diingat, pemberian antibiotik hanya boleh dilakukan pada penderita radang tenggorokan akibat bakteri. Obat-obatan tersebut efektif membunuh bakteri tapi tidak menghilangkan virus.Hal lain yang dapat mengurangi risiko terkena radang tenggorokan adalah tidak merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.
B. Radang Usus Buntu
Radang usus buntu merupakan peradangan pada usus buntu, yaitu sebuah usus kecil yang berbentuk jari yang melekat pada usus besar di sebelah kanan bawah rongga perut. Usus buntu yang mengalami peradangan kadang-kadang pecah terbuka, yang menyebabkan peradangan selaput perut(peritonitis).
Peradangan selaput perut adalah peradangan yang gawat dan mendadak pada selaput yang melapisi dinding dalam rongga perut atau pada kantong yang membungkus usus. Peradangan ini terjadi kalau usus lainnya pecah atau robek.
Penyebab umum adalah:
Adanya benda kecil atau keras (faecaliths) yang berada di appendix dan tidak bisa keluar.
Tanda-tanda appendicitis:
1) Tanda yang utama ialah keluha nyeri yang menetap pada perut dan semakin lama semakin memburuk.
2) Rasa nyeri mulai terjadi di sekitar pusar, tetapi segera nyeri tersebut berpindah kesisi kanan bawah.
3) Mungkin selera makan menghilang, muntah, sembelit atau terdapat panas yang ringan.
C.Radang Kulit
Radang kulit, dermatitis, merupakan suatu gejala pada kulit saat jaringan terinfeksi oleh bakteri atau virus.
Ada beberapa tipe radang kulit, yaitu:
1. sebhorrheic dermatitits
2. atopic dermatitis (eczema)
3. Kedua tipe tersebut sangat bervariasi tergantung dari penyebab dan gejala yang terjadi.
Sesungguhnya penyakit ini tidak merupakan penyakit seumur hidup. Ia hanya akan menimbulkan rasa yang tidak nyaman dan mengurangi penampilan diri. Kombinasi antara perawatan kesehatan mandiri dan pengobatan medis akan menghilangkan radang kulit.

D.Radang Sendi
sendi, osteoarthritis, adalah salah satu arthritis yang disebabkan oleh berkurangnya cartilage terutama di daerah persendian. Cartilage sendiri merupakan substansi protein yang menjadi semacam “oli” bagi tulang dan persendian. Ketika cartilage mengalami penurunan dalam jumlah, selanjutnya struktur tulang akan tergerus.
Penyakit ini sering menyerang mereka yang sudah berusia lanjut pada bagian sendi dan jemari. Persentase tertinggi bangsa yang paling banyak menderita radang sendi adalah:
1. Jepang
2. Afrika Selatan
3. China bagian Selatan
Penyebab radang sendi adalah bertambahnya kandungan air pada cartilage sehingga membuat jumlah proteinnya berkurang drastis.
Komplikasi yang mengikuti radang sendi adalah:
1. obesitas
2. Trauma yang berulang-ulang
3. Rasa nyeri pada tulang
4. Diabetes mellitus
5. Kelainan hormonal
Macam radang kronik
1.Radang Kronis Serosa
Eksudat serosa menetap dalam tubuh, jumlah limfosit bervariasi, akibat jejas ringan.
missal : gelembung kulit akibat luka balar derajat ringan. juga sebagai radang permulaan dari permukaan serosa sperti pleura, peritoneum
2.Radang Kronis Fibrotik
Penyembuhan fibrosis, limfosit bervariasi, jejas lebih berat, kenaikan permeabilitas, molekul besar ikut keluar ( fibrin )missal : karditis rehumatika akuta dengan perikanditis fibrinosa eksudat fibrin dihilangkan dengan fibrinolisis àpengangkutan debris oleh makrofagàresolution. tetapi bila fibrin tidak dihilangkan akan menstimuli pertumbuhan proliferasi fibroblast dan pembuluh darah jaringan parut dan terjadi perlekatan dan gangguan fungsi alat tubuh, missal : pericardium dan epikardium, pleura parietalis-visceralis, peritoneum parietal-viscerale
3.Radang Kronis Supuratif
Resolusi dan drainase gagal, pus tertimbun, enkapsulasi fibrotik
pus : cairan kental, terdiri atau banyak sel-sel leukosit baik yang hidup/ yang mati dan jaringan nekrotik terutama yang dicairkan oleh jaringan-jaringan enzyme-enzym dari leukosit yang mati, seperti protease, peptidase, lipase dan fibrinolisin. disamping itu terdapat pula : cholesterol, letichin, lemak, sabun dll
ada organism tertentu yang menyebabkan suppurasi ( bacteri pyogenik ) : taphilococcus, basil gram, meningococcus, gonococcus, pneumococcus
pus : juga terbentuk akibat perlukaan bahan khemis tertentu, missal terpentin atau ag-nitrat
4.Radang Granulomatosa
Lesi proliferatif kelompok sel epiteloid dikelilingi limfosit kadang dengan sel raksasa
n Suatu bentuk khusus radang kronik dimana didapatkan predominasi makrofag yang aktif dengan modifikasi gambar sel epiteloid
n Granuloma merupakan daerah fokal radang granulomatosa, yang terdiri atas agregasi makrofag yang bertransformasi menjadi sel seperti epitel, dikelilingi sebukan sel mononukleus terutama limfosit
TANDA-TANDA INFEKSI (PERADANGAN)
Gambaran makroskopik peradangan sudah diuraikan 2000 tahun yang lampau. Tanda-tanda radang ini oleh Celsus, seorang sarjana Roma yang hidup pada abad pertama sesudah Masehi, sudah dikenal dan disebut tanda-tanda radang utama. Tanda-tanda radang ini masih digunakan hingga saat ini. Tanda-tanda radang mencakup rubor (kemerahan), kalor (panas), dolor (rasa sakit), dan tumor (pembengkakan). Tanda pokok yang kelima ditambahkan pada abad terakhir yaitu functio laesa (perubahan fungsi) (Abrams, 1995; Rukmono, 1973; Mitchell & Cotran, 2003).
1. Rubor
Rubor adalah kemerahan, ini terjadi pada area yang mengalami infeksi karena peningkatan aliran darah ke area tersebut sehingga menimbulkan warna kemerahan.
Umumnya, rubor atau kemerahan merupakan hal pertama yang terlihat di daerah yang mengalami peradangan.
Saat reaksi peradangan timbul, terjadi pelebaran arteriola yang mensuplai darah ke daerah peradangan. Sehingga lebih banyak darah mengalir ke mikrosirkulasi lokal dan kapiler meregang dengan cepat terisi penuh dengan darah. Keadaan ini disebut hiperemia atau kongesti, menyebabkan warna merah lokal karena peradangan akut (Abrams, 1995; Rukmono, 1973).
2. Kalor
Kalor adalah rasa panas, pada daerah yang mengalami infeksi akan terasa panas. Ini terjadi karena tubuh mengkompensasi aliran darah lebih banyak ke area yang mengalami infeksi untuk mengirim lebih banyak antibody dalam memerangi antigen atau penyebab infeksi.
Kalor atau panas terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi peradangan akut. Kalor disebabkan pula oleh sirkulasi darah yang meningkat. Sebab darah yang memiliki suhu 37oC disalurkan ke permukaan tubuh yang mengalami radang lebih banyak daripada ke daerah normal (Abrams, 1995; Rukmono, 1973).
3. Dolor
Dolor adalah rasa nyeri, nyeri akan terasa pada jaringan yang mengalami infeksi. Ini terjadi karena sel yang mengalami infeksi bereaksi mengeluarkan zat tertentu sehingga menimbulkan nyeri menangis. Rasa nyeri mengisyaratkan bahwa terjadi gangguan atau sesuatu yang tidak normal [patofisiologis] jadi jangan abaikan rasa nyeri karena mungkin saja itu sesuatu yang berbahaya.
Perubahan pH lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu dapat merangsang ujung-ujung saraf. Pengeluaran zat seperti histamin atau zat bioaktif lainnya dapat merangsang saraf. Rasa sakit disebabkan pula oleh tekanan yang meninggi akibat pembengkakan jaringan yang meradang (Abrams, 1995; Rukmono, 1973).
4. Tumor
Tumor dalam kontek gejala infeksi bukanlah sel kanker seperti yang umum dibicarakan tapi pembengkakan. Pada area yang mengalami infeksi akan mengalami pembengkakan karena peningkatan permeabilitas sel dan peningkatan aliran darah.
Pembengkakan sebagian disebabkan hiperemi dan sebagian besar ditimbulkan oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial. Campuran dari cairan dan sel yang tertimbun di daerah peradangan disebut eksudat meradang (Abrams, 1995; Rukmono, 1973).
5. Functio Laesa
Fungsio laesa adalah perubahan fungsi dari jaringan yang mengalami infeksi. Contohnya jika luka di kaki mengalami infeksi maka kaki tidak akan berfungsi dengan baik seperti sulit berjalan atau bahkan tidak bisa berjalan.
Berdasarkan asal katanya, functio laesa adalah fungsi yang hilang (Dorland, 2002). Functio laesa merupakan reaksi peradangan yang telah dikenal. Akan tetapi belum diketahui secara mendalam mekanisme terganggunya fungsi jaringan yang meradang (Abrams, 1995).
GEJALA
Radang kadang-kadang dapat menimbulkan gejala systemic misalnya :
1) fever/demam
Yang merupakan akibat dari pelepasan zat pirogen endogen yang berasal dari neutrofil dan makrofag. Selanjutnya zat tersebut akan memacu pusat pengendali suhu tubuh yang ada dihypothalamus.
disebabkan :
- bacteriamia
- efek prostaglandin E 2
- karena lepasnya endotoksin bakteri yang disebut interleukin-1 ( IL-1)
2) Perubahan hematologis.
Rangsangan yang berasal dari pusat peradangan mempengaruhi proses maturasi dan pengeluaran leukosit dari sumsum tulang yang mengakibatkan kenaikan suatu jenis leukosit, kenaikan ini disebut leukositosis. Perubahan protein darah tertentu juga terjadi bersamaan dengan perubahan apa yang dinamakan laju endap darah.
3) Gejala konstitusional.
Pada cedera yang hebat, terjadi perubahan metabolisme dan endokrin yang menyolok. Akhirnya reaksi peradangan local sering diiringi oleh berbagai gejala konstitusional yang berupa malaise, anoreksia atau tidak ada nafsu makan dan ketidakmampuan melakukan sesuatu yang beratnya berbeda-beda bahkan sampai tidak berdaya melakukan apapun.
4) leukositosis
jumlah leukosit dalam darah bertambah, kadang-kadang sangat banyak bisa 50.000 per mm3 . tidak semua radang member leukositosis, misalnya :
- lymkphositosis : infections mononucleosis, batuk rejan, mumps
- eosinofilia : terutama penyakit alergi seperti : asthma, bronchiale, hay-fever, infeksi parasit
- leucopenia : jumlah lekosit , dari pada normal. missal : infeksi karena virus atau salmonella
5) lain-lain seperti : pusing, malise, tidak nafsu makan, berat badan berkurang.

SEBAB
Berbagai macam agen dapat mengakibatkan peradangan, yaitu :
n Fisik ( Trauma, Panas atau dingin, Radiasi )
n Kimia (histamin, bradikinin, serotonin, leukotrien, dan prostaglandin)
n Infeksi ( Bakteri, Virus dan Parasit )
n Imun (Reaksi antigen-antibodi, Reaksi yang diperantarai sel)

REAKSI SEL RADANG
Leukositosis terjadi bila ada jaringan cedera atau infeksi sehingga pada tempat cedera atau radang dapat terkumpul banyak leukosit untuk membendung infeksi atau menahan microorganisme menyebar keseluruh jaringan.
Leukositosis ini disebabkan karena produksi sumsum tulang meningkat, sehingga jumlahnya dalam darah cukup untuk emigrasi pada waktu terjadi cedera atau radang. Karena itu banyak leukosit yang masih muda dalam darah, dalam pemeriksaan laboratorium dikatakan pergeseran ke kiri
Jenis-Jenis Leukosit Dan Masing-Masing Fungsinya Dalam Peradangan
Leukosit yang bersirkulasi dalam aliran darah dan emigrasi ke dalam eksudat peradangan berasal dari sumsum tulang, di mana tidak saja leukosit tetapi juga sel-sel darah merah dan trombosit dihasilkan secara terus memenerus.Dalam keadaan normal, di dalam sumsum tulang dapat ditemukan banyak sekali leukosit yang belum matang dari berbagai jenis dan “pool” leukosit matang yang ditahan sebagai cadangan untuk dilepaskan ke dalam sirkulasi darah. Jumlah tiap jenis leukosit yang bersirkulasi dalam darah perifer dibatasi dengan ketat tetapi diubah “sesuai kebutuhan” jika timbul proses peradangan. Artinya, dengan rangsangan respon peradangan, sinyal umpan balik pada sumsum tulang mengubah laju produksi dan pengeluaran satu jenis leukosit atau lebih ke dalam aliran darah.
1. Granulosit.
Terdiri dari : neutrofil, eosinofil, dan basofil.
Dua jenis leukosit lain ialah monosit dan limposit, tidak mengandung banyak granula dalam sitoplasmanya.
a) Neutrofil
Sel-sel pertama yang timbul dalam jumlah besar di dalam eksudat pada jamjam pertama peradangan adalah neutrofil.Inti dari sel ini berlobus tidak teratur atau polimorf. Karena itu sel-sel ini disebut neutrofil polimorfonuklear (pmn) atau “pool”. Sel-sel ini memiliki urutan perkembangan di dalam sumsum tulang, perkembangan ini kira-kira memerlukan 2 minggu. Bila mereka dilepaskan ke dalam sirkulasi darah, waktu paruhnya dalam sirkulasi kira-kira 6 jam. Per millimeter kubik darah terdapat kira-kira 5000 neutrofil, kira-kira 100 kali dari jumlah ini tertahan dalam sumsum tulang sebagai bentuk matang yang siap untuk dikeluarkan bila ada sinyal.
Granula yang banyak sekali terlihat dalam sitoplasma neutrofil sebenarnya merupakan paket-paket enzim yang terikat membran yaitu lisosom, yang dihasilkan selama pematangan sel. Jadi neutrofil pmn yang matang adalah kantong yang mengandung banyak enzim dan partikel-partikel antimicrobial. Neutrofil pmn mampu bergerak aktif dan mampu menelan berbagai zat dengan proses yang disebut fagositosis. Proses fagositosis dibantu oleh zat-zat tertentu yang melapisi obyek untuk dicernakan dan membuatnya lebih mudah dimasukkan oleh leukosit. Zat ini dinamakan opsonin. Setelah mencernakan partikel dan memasukkannya ke dalam sitoplasma dalam vakuola fagositosis atau fagosom, tugas berikutnya dari leukosit adalah mematikan partikel itu jika partikel itu agen microbial yang hidup, dan mencernakannya. Mematikan agen-agen yang hidup itu diselesaikan melalui berbagai cara yaitu perubahan pH dalam sel setelah fagositosis, melepaskan zat-zat anti bakteri. Pencernaan partikel yang terkena fagositosis itu umumnya diselesaikan di dalam vakuola dengan penyatuan lisosom dengan fagosom. Enzim-enzim pencernaan yang sebelumnya tidak aktif sekarang diaktifkan di dalam fagolisosom, mengakibatkan pencernaan obyek secara enzimatik.
b) Eosinofil
Merupakan jenis granulosit lain yang dapat ditemukan dalam eksudat peradangan, walaupun dalam jumlah yang lebih kecil. Eosinofil secara fungsional akan memberikan respon terhadap rangsang kemotaksis khas tertentu yang ditimbulkan pada perkembangan allergis dan mereka mengandung enzim-enzim yang mampu menetralkan efek-efek mediator peradangan tertentu yang dilepaskan dalam reaksi peradangan semacam itu.
c) Basofil
Berasal dari sumsum tulang yang juga disebut mast sel/basofil jaringan. Granula dari jenis sel ini mengandung berbagai enzim, heparin, dan histamin. Basofil akan memberikan respon terhadap sinyal kemotaksis yang dilepaskan dalam perjalanan reaksi immunologis tertentu. Dan basofil biasanya terdapat dalam jumlah yang sangat kecil dalam eksudat.
Basofil darah dan mast sel jaringan dirangsang untuk melepas granulanya pada berbagai keadaan cedera, termasuk reaksi immunologis maupun reaksi non spesifik.Dalam kenyataannya mast sel adalah sumber utama histamin pada reaksi peradangan.
1. Monosit
Adalah bentuk leukosit yang penting. Pada reaksi peradangan monosit akan bermigrasi, tetapi jumlahnya lebih sedikit dan kecepatannya lebih lambat. Karena itu, pada jam jam pertama peradangan relative sedikit terdapat monosit dalasn eksudat. Namun makin lama akan makin bertambah adanya monosit dalam eksudat. Sel yang sama yang dalam aliran darah disebut monosit, kalau terdapat dalam eksudat disebut makrofag. Ternyata, jenis sel yang sama ditemukan dalam jumlah kecil melalui jaringan penyambung tubuh walaupun tanpa peradangan yang jelas. Makrofag yang terdapat dalam jaringan penyambung ini disebut histiosit. Dengan banyak hal fungsi makrofag sangat mirip dengan fungsi neutrofil pmn. dimana makrofag akan bergerak secara aktif yang memberi respon terhadap stimulasi kemotaksis, fagosit aktif dan mampu mematikan serta mencernakan berbagal agen. Ada perbedaan penting antara makrofag dan neutrofil, dimana siklus kehidupan makrofag lebih panjang, dapat bertahan berminggu-minngu atau bahkan berbulan-bulan dalam jaringan dibanding dengan neutrofil yang berumur pendek. Selain itu waktu monosit memasuki aliran darah dari sumsum tulang dan waktu memasuki jaringan dari aliran darah, ia belum matang betul seperti halnya neutrofil. Karena neutrofil dalam jaringan dan aliran darah sudah mengalami pematangan (sudah matang), sehingga ia tidak mampu melakukan pembelahan sel dan juga tidak mampu melakukan sintesis enzim-enzim pencenna. Pada monosit dapat dirangsang untuk membelah dalam jaringan, dan mereka mampu memberi respon terhadap keadaan lokal dengan mensintesis sejumlah enzim intrasel. Kemampuan untuk menjalani “on the.job training”, ini adalah suatu sifat makrofag yang vital, khususnya pada reaksireaksi immunologis tertentu. Selain itu makrofag-makrofag dapat mengalami perubahan bentuk, selama mengalami perubahan itu, mereka menghasilkan seI-se1 secara tradisional disebut sel epiteloid. Makrofag juga mampu bergabung membentuk sel raksasa berinti banyak disebut giant cell.
Walaupun makrofag merupakan komponen penting dalam eksudat namun mereka tersebar secara luas dalam tubuh, dalam keadaan normal dan disebut sebagai system reticuloendotelial atau RES (Reticulo Endotelial System), yang mempunyai sifat fagositosis, termasuk juga dalam hati, sel tersebut dikenal sebagai sel kupffer. Fungsi utama makrofag sebagai pembersih dalam darah ataupun seluruh jaringan tubuh.Fungsi RES yang sehari-hari penting menyangkut pemrosesan haemoglobin sel darah merah yang sudah mencapai akhir masa hidupnya. Sel-sel ini mampu memecah Hb menjadi suatu zat yang mengandung besi dan zat yang tidak mengandung besi. Besinya dipakai kembali dalam tubuh untuk pembuatan sel-sel darah merah lain dalam sumsum tulang dan zat yang tidak mengandung besi dikenal sebagai bilirubin, di bawa ke dalam aliran darah ke hati, dimana hepatosit mengekstrak bilirubin dari aliran darah dan mengeluarkannya sebagai bagian dari empedu.
1. Limposit
Umumnya terdapat dalam eksudat hanya dalam jumlah yang sangat kecil,meskipu eksudat sudah lama terbentuk yaitu sampai reaksi-reaksi peradangan menjadi kronis.
FAGOSITOSIS
Dibagi dalam tiga tahap :
(1). Perlekatan partikel pada permukaan fagosit
(2). Pelahapan dan
(3). Pemusnahan dan penghancuran jasad renik atau partikel yang dimakan
MEDIATOR
a. mediator pada radang akut

1. Amin vaso katif :
- Histamine : trombosit, mas-tosit
- Serotonin : trombosit, mastosit
1. Plasma protease
- Sistim kinin : bradikinin
- Sistim fibrinolitik
- Sistim komplemen : c5a, c3a
1. Metabolit asam arakhidonat (dinding sel)
- Prostaglandin : lekosit, endotel, trombosit
- Lekotrin : lekosit
1. Produk lekosit dan makrofag :
- Emzim lisosom (t.u. netrofil)
1. Produk lekosit dan endotel
- PAF ( Platelet Activating Factor)
1. Produk makrofag dan endotel
- Cytokin

b. mediator pada radang kronik
1.Mif (Migration inhibitor factor)
-agregasi makrofag
-dibuat oleh limfosit
2.MAF (macrofag activation factor)
-fagositosis oleh makrofag
-dibuat oleh limfosit
3.c5a : kemotaksis untuk makrofag
4.ECF-A (eosinofil chemotacsis factor anaphylaxis)
-kemotaksis untuk eosinofil pada infeksi parasit
-dibuat oleh mastosit dan basofil
Pengaruh mediator kimia :
1. Vasodilatasi :
Histamine, bradikinin, prostaglandin
2. Permeabilitas kapiler :
Histamine, bradikinin, c3a, c5a, lekotrin, PFA
3. Kemotaksis :
c5a, lekotrin, produk kuman, cytokine
4. Marginasi lekosit :
c5a, lekotrin
KERUGIAN INFLAMASI
1. Nyeri dan bengkak gangguan gerak
2. Ruptur rongga dan perdarahan serius
3. Pembentukan jaringan parut yang berlebihan kontraktur, perlekatan, keloid
4. Pembentukan fistula
5. Propagasi peradangan lebih lanjut
6. Timbul penyakit peradangan : glomerulonefritis, artritis, reaksi alergi, miokarditis, ensefalitis
ASPEK CAIRAN SELULER PERADANGAN-PERMEABILITAS DINDING KAPILER
Kapiler yang sehat permeabilitas dindingnya terbatas, yaitu dapat dilalui oleh cairan dan oleh larutan garam-garam, tetapi sukar dilalui oleh larutan protein yang berupa koloid. Bila terjadi radang maka dindingnya akan menjadi lebih permeable dan akan lebih mudah dilalui oleh zat-zat tersebut diatas
PEMULIHAN JARINGAN
Bentuk-bentuk pemulihan jaringan
1) Pemulihan dengan penyambungan primer : pemulihan dengan pembentukan jaringan ikat.
2) Pemulihan dengan penyambungan sekunder : hilangnya jaringan mencegah penyambungan primer.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemulihan
1) Pengaruh sistemik
1. Nutrisi : Protein ( bahan pembentuk jaringan ), Vitamin C ( pembentuk kolagen ).
2. Gangguan pada darah : granulosit ( kekurangan sel ini dapat mengakibatkan mudahnya terjangkit infeksi dan mengganggu proteolisis lisosom sel-sel yang mati dan eksudat ), Keadaan kelainan perdarahan berupa hemorargi yang berlebihan didalam luka dapat menjadi substrat yang baik untuk pertumbuhan bakteri.
3. Diabetes mellitus : Predisposisi penting timbulnya infeksi mikrobiologi ( Tuberkulosis, infeksi kulit, infeksi saluran kemih dan infeksi jamur )
4. Hormon steroid : Efek menekan reaksi radang-pemulihan.
2) Pengaruh lokal
1. Aliran darah lokal : pengaruh tunggal yang terpenting untuk menentukan kualitas dan keadekuatan radang pemulihan.
2. Infeksi : reaksi radang dan eksudat yang berlebihan akan memisahkan tepi-tepi jaringan dan memberi tekanan pada lokasi radang.
3. Benda asing : merupakan rangsang untuk terjadinya radang.
4. Imobilisasi luka
5. Lokasi terjadinya jejas



SOAL & JAWABAN TENTANG TANDA-TANDA INFEKSI
1. Warna kemerahan yang terjadi pada area yang mengalami infeksi disebut ….
a. Rubor
b. Kalor
c. Dolor
d. Tumor
e. Functio Laesa
2. Suatu tanda infeksi yang biasanya terjadi bersamaan dengan rubor dari reaksi peradangan akut disebut dengan ….
a. Rubor
b. Kalor
c. Dolor
d. Tumor
e. Functio Laesa
3. Rasa nyeri pada tanda infeksi disebut juga ….
a. Rubor
b. Kalor
c. Dolor

d. Tumor
e. Functio Laesa
4. Suatu kondisi dimana kondisi ini terjadi karena peningkatan permeabilitas sel dan peningkatan aliran darah dikenal dengan istilah ….
a. Rubor
b. Kalor
c. Dolor
d. Tumor
e. Functio Laesa
5. Perubahan fungsi pada tanda infeksi disebut dengan ….
a. Rubor
b. Kalor
c. Dolor
d. Tumor
e. Functio Laesa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar